"Permisi, maaf mengganggu. Apa aku boleh bergabung dengan party kalian?"
"Boleh kami tahu siapa namamu, nona?" Aku menanyakan nama gadis itu.
Seorang gadis dengan rambut hitam panjang terurai, meminta pada kami agar bisa menerimanya sebagai anggota dari party kami. Dia datang pada kami seorang diri. Mungkin saja tidak ada yang dia kenali di tempat ini. Oleh karena itu, dia meminta kami agar bersedia menerimanya di party.
"Namaku Roro Ayu, aku seorang mahasiswi fakultas ilmu kelautan. Kampusku berada di sekitar sini, aku tinggal seorang diri dijakarta."
"Jadi dia seorang mahasiswi (Dalam hati). Apa kamu belum memiliki party?"
"Benar, aku belum memiliki party. Tidak banyak orang yang aku kenal. Jika diijinkan aku ingin bergabung dengan party kalian."
"Tapi.... " Aku sedikit ragu, aku melihat kearah teman-teman yang lain dan mereka mengangguk.
"Kumohon..." Gadis itu memelas.
"Baiklah, kau boleh bergabung dengan party kami. Tapi, jika kita dihadapkan dengan para monster lagi kau harus bisa bertarung, setidaknya untuk melindungi dirimu sendiri."
"Tentu saja, terimakasih banyak kakak." Gadis itu sangat senang, dia menyalami ku.
"Tolong jangan panggil aku kakak. Perkenalkan namaku Jaya Kusuma. Kamu bisa panggil aku Jay. Ini Bima, Loka, dan itu leader party kita Arya." Aku memperkenalkan diriku dan teman-teman lain padanya.
"Baik, salam kenal semuanya."
Itulah anggota party terakhir kami, dengan ini kami memiliki party yang lengkap dengan 5 orang players. Aku, Arya, Bima, Loka dan juga Roro. Kami sudah siap menghadapi Quest yang akan muncul kembali.
[System : Party Anda Sudah Lengkap. Silahkan Persiapkan Diri Untuk Memulai Quest.]
"Baiklah, semuanya! Party kita sudah lengkap. Kita harus bisa menyelesaikan Quest yang akan datang. Sekitar 30 menit lagi Quest itu akan dimulai. Persiapkan diri kalian semua." Arya meminta kami menyiapkan diri.
"Ya!" Semuanya.
30 Menit Kemudian...
Gate itu muncul kembali, kali ini dengan jumlah yang lebih banyak. Party kami sudah siap dengan apapun yang akan muncul dari dalam gate itu. Begitupun dengan party lain, mereka semua sudah bersiap untuk membunuh para monster yang akan datang.
"Tolong, tolong! Kumohon siapapun, apa ada party yang membutuhkan satu orang untuk anggotanya!? Tolong siapapun, aku belum memiliki party!"
Seorang pria paruh baya yang sedang mencari party untuk dirinya. Dia berteriak dan memohon kepada orang-orang agar bisa memasukannya kedalam party. Namun, tidak ada yang membantu pria itu. Begitu juga dengan party kami, karena sudah berjumlah 5 orang. Bukan kami tidak mau, tapi jumlah party kami sudah maksimal.
Tepat setalah timer system habis dan menunjuk angka 00.00...
"Ahhh, tidaaak!"
Pria itu meledak tanpa meyisakan apapun. Tubuh pria itu hancur sepenuhnya, hanya darah yang tersisa bercucuran ke sekitar. Tidak hanya dia, ada beberapa orang lagi yang mengalami hal serupa. Sepertinya mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki party, dan system membuat mereka menjadi seperti itu.
Para players disekitar hanya bisa melihat kejadian yang menimpa orang-orang itu dengan perasaan cemas. Mereka takut hal serupa menimpa mereka semua. Walau begitu, tidak ada jalan lain bagi semua orang termasuk kami. Kami hanya harus mengikuti system ini.
"Dengarkan, aku! Jangan ada yang menyerang sebelum aku bilang serang, kalian mengerti?" Arya memerintahkan kami untuk tidak menyerang sebelum dia menyuruh menyerang.
"Ya!" Jawab kami semua dengan semangat.
Setelahnya, para monster itu datang. Lebih banyak monster yang muncul dari gate, dibandingkan saat kemunculan monster di gate pertama. Buto Ijo dan pasukan Goblin muncul kembali dari gate ini.
Namun, pada gate kali ini terdapat monster yang dapat terbang. Monster yang mirip seperti kelelawar dengan ukuran yang jauh lebih besar. Kepalanya mirip kera, mata yang besar hitam, cakar yang tajam, tubuhnya dipenuhi bulu berwarna abu-abu dan mempunyai sayap panjang dengan bentangan mencapai 3 meter. Monster terbang itu bernama Ahool.
"Serang!" Party lain mulai menyerang.
"Haaa... " Semangat dari para party.
Party lain mulai menyerang para monster itu. Dengan semangat juang yang tinggi dan dibekali dengan senjata tajam, senjata api, dan barang lain yang dijadikan senjata. Mereka berhasil membunuh beberapa monster yang ada.
Dibandingkan dengan saat gate pertama, para players ini tak gentar bahkan tidak takut saat berhadapan langsung dengan pasukan monster, seakan-akan mereka siap mati. Hasilnya, meraka berhasil membunuh monster itu satu persatu.
Walaupun banyak players yang terlibat dalam pertarungan ini. Tapi, kerja sama antara party lainnya masih terlihat. Mereka tidak peduli dari party mana mereka berasal. Saat ada players yang membutuhkan bantuan, mereka siap membantunya. Mereka semua masih memiliki rasa simpati dan rasa kemanusiaan yang cukup tinggi.
"Kenapa kita tidak menyerang monster itu? Ayo Arya! Bukan kah kau sekarang ketuanya? Perintahkan kami untuk menyerang monster itu!?" Ucap Bima dengan nada keras.
"Tidak! Tunggu saat aku menyuruh kalian untuk menyerang, itu rencananya!"
"Tapi, kenapa kita tidak menyerangnya sekarang? Bukankah Quest itu menyuruh kita untuk membunuh semua monster yang keluar dari dalam gate? Jika kita tidak segera menyerang, party lain bisa membunuh mereka semua!" Aku menyuruh Arya agar segera menyerang.
"Itu benar, jika kita tidak membunuh para monster itu, mungkin kita akan mati karena tidak menyelesaikan Questnya. Party lain, sudah banyak yang membunuh monster-monster itu. Kau tidak perlu takut jika kami terbunuh, aku dan Bima cukup terampil bertarung." Loka menambahkan.
"Sudah ku bilang, tunggu saat aku memberikan perintah untuk menyerang!" Arya masih tetap teguh pada rencananya.
"Tapi kapan!?" Bima semakin kesal kepada Arya.
"Tolong, tolong aku..."
Seorang wanita dari party lain berteriak meminta tolong. Dia dibawa terbang oleh Ahool tepat dihadapan party kami. Saat Ahool itu membawanya terbang tinggi, Bima bersiap-siap untuk menembakkan sebuah bazoka yang dia pegang. Peluru dari Bazoka itu tepat mengenai kepala Ahool yang membuatnya menjatuhkan wanita yang dibawanya. Wanita itu selamat karena saat jatuh ia ditangkap oleh rekan party nya yang berada dibawah.
Lalu, Bima menembakkan kembali peluru kedua dari bazoka yang dia pegang. Lagi-lagi bazoka itu tepat mengenai Ahool dan membunuh monster itu.
"Aku tidak tau apa yang sedang kau rencanakan. Tapi, aku akan menyerang para monster itu sekarang. Ayo Bima!" Loka menyerang bersama Bima.
"Baik, kak!"
Melihat Loka dan Bima yang mulai menyerang, Aku dan Roro ikut menyerang juga. Kami akhirnya bertarung bersama melawan para monster itu meninggalkan Arya.
"Kalian, ini!" Arya geram.
Dengan senjata AK-47 yang aku ambil dari pos tentara, aku mulai menembak para monster itu. Dengan beberapa tembakan dari peluruku, para monster itu berhasil aku bunuh.
Aku, Bima, Loka dan Roro berhasil mengalahkan beberapa monster yang ada. Walaupun begitu, monster yang keluar dari dalam gate tidak ada habisnya. Peluru yang aku punya juga sudah hampir habis. Begitu juga dengan party lain yang sudah kewalahan bertarung.
Yang paling aku tidak mengerti adalah Arya yang terus berdiri mematung. Dia melihat kami bertarung. Namun, tidak membantu kami mengalahkan semua monster ini. Aku berfikir, sebenarnya apa yang sedang dia lakukan? Tidak seperti saat gate pertama, dia langsung menebas para monster itu. Sekarang dia hanya memperhatikan kami bertarung dari jauh.
Dilain sisi aku juga berfikir, sepertinya ada yang janggal. Sudah lebih dari puluhan monster muncul. Namun, gate itu belum tertutup juga. Ditambah monster-monster itu tidak sekuat gate pertama. Sepertinya ada yang memicu semua ini. Tapi apa? Aku tidak tahu jawabanya.
Akhirnya, peluruku habis. Aku membuang AK-47 yang aku pakai. Sekarang aku bertarung dengan menggunakan 2 buah belati yang aku ambil juga dari pos tentara.
Saat bertarung kembali dengan menggunakan belati. Aku melihat Arya berlari ke arah monster. Dia berlari dengan tangan memegang pedangnya yang akan dia tebaskan. Namun tidak untuk bertarung, dia sepertinya mengincar sesuatu. Dia terus berlari walaupun berhadapan dengan monster. Dia melewati monster-monster itu.
Sampai pada akhirnya, dia menebas seekor Goblin yang memakai kalung tengkorak. Goblin itu membawa sebuah tongkat dan berdiri didekat gate. Goblin itu memang unik, dibandingkan dengan Goblin lainnya karena biasanya para Goblin tidak ada yang membawa tongkat dan memakai kalung. Goblin itu mati dengan tubuh yang terbelah dari kepala akibat tebasan yang dilakukan oleh Arya.
Setelah Arya berhasil membunuh Goblin itu, akhirnya gate itu mulai tertutup dan tidak ada lagi monster yang keluar dari sana. Ternyata, selama ini musuh yang harus kami kalahkan adalah Goblin yang dibunuh oleh Arya. Tanpa Arya membunuh Goblin itu mungkin masih banyak lagi monster yang keluar dari gate. Dengan begini kami semua bisa dengan santai membunuh sisa-sisa monster yang ada.
Setidaknya itulah yang aku dan party lainnya pikirkan.
"Hahaha (Tawa jahat). Kau memang hebat manusia. Jika bukan karna kau, para manusia lain akan bertarung tanpa henti sampai mereka mati!"
Sesosok makhluk dengan wajah tengkorak muncul dari mayat Goblin yang dibunuh oleh Arya.
"Monster itu bisa bicara?!" Semua orang kaget melihat monster yang bisa bicara.
Goblin yang berhasil dibunuh oleh Arya, ternyata bukan goblin biasa. Setelah Goblin itu mati, muncul asap hitam yang ada disekitar goblin itu. Saat asap hitam itu menutupi seluruh tubuh goblin, muncul monster mengerikan dengan wujud tengkorak memakai pakaian penyihir dan membawa tongkat sihir berbentuk tengkorak. Monster itu tidak memiliki kaki, dia melayang dengan tubuh yang besar.
"Hahahaha! Perkenalkan, aku Wandering. Magic Caster yang akan membunuh seluruh manusia dibumi ini. Hahahaha..."
"T I D A K M U N G K I N! Statusnya diluar nalar! Manusia biasa tidak akan bisa mengalahkannya!" Ucapku yang tidak percaya setelah melihat status monster itu.
---------------------
NAMA : WANDERING LEVEL : 20
JOB : MAGIC CASTERRANK : B+
TITTLE : DARContinuedKING
RACE: DEMON
HP : 1000
MP : 500
------------------------------------------------------------
.
.
.
To Be Continued
***