Setelah basa basi sejenak, akhirnya rombongan Bears mulai meninggalkan desa Flungle. Para penduduk desa berteriak sorai sambil melambaikan tangan mereka.
Terutama para anak anak, mereka dengan riang melambai kearah gerombolan kereta kuda yang perlahan menghilang.
"Sampai nanti kak Rem!"
"Pulang dengan selamat ya!"
Teriak mereka begitu bersemangat dan begitu mengagumi sosok tuan Rem yang terkenal akan kepopulerannya dikalangan wanita muda.
"Semoga mereka kembali pulang dengan selamat ya, El?"
Carol berdiri disamping kekasihnya itu sambil menatap haru menghilangnya rombongan Bears dan tuan Rem.
"Aku juga berharap seperti itu, Carol!"
Eltypo merangkul Carol kedalam pelukan tipisnya dengan tersenyum lebar.
"Tuan Rem begitu baik hingga dia tidak membunuh Eltypo bersama Carol...
"Padahal saat itu dia bisa saja menghabisi mereka berdua?"
Emily teringat momen waktu itu.
Saat itu Rem dalam keadaan lepas kendali dan berniat membunuh Eltypo bersama Carol. Saat itu juga mereka semua tidak bisa berbuat apa apa sebab mereka semua bukanlah tandingannya.
Akan tetapi Rem mengurungkan niatnya dan memilih membiarkan mereka berdua tetaplah hidup.
"Itu adalah momen saat aku begitu panik jika salah satu teman kita akan mati ditangannya! Tetapi beruntung ditahan dengan baik olehnya!"...
Asgart mengangguk dan tersenyum sambil menatap langit dengan wajah senang karena teman mereka diberi kesempatan hidup.
Dari kejauhan tampak seorang gadis kelinci berpakaian putih silver berdiri dengan tatapan sendunya.
"Selamat jalan Rem...
"Aku harap kamu pulang dengan selamat!"
Shlypy dengan wajah murung berdiri sambil memandang satu kereta kuda dari kejauhan.
Dia hanya bisa melihat bayangan Rem dari balik gerbong kereta kuda yang semakin menghilang. Shylpy sangatlah sedih setelah mengetahui apabila dia telah memiliki hatinya sendiri.
"Aku akan berusaha menjaga hatiku agar tidak mengganggu perasaanmu!"
Shlypy berusaha tetap tegar meski terasa sulit dia telan realitas ini.
Shlypy akan berusaha semaksimal dirinya agar melupakan Rem dari hatinya dan berharap tidak mengganggu waktunya.
Setelah itu Shlypy kembali kerumahnya dalam perasaan tidak menentu. Shlypy memerlukan waktu menerima semua ini sebelum dia benar benar melupakan harapannya sendiri dalam kekecewaan.