Bumi saat ini dilanda ancaman yang nyata, berita berita global memberitakan bahwa ada seekor monster kuat yang telah berevolusi menjadi manusia seperti pada umumnya.
Berita berita global yang disiarkan diberbagai negara, meminta semua orang untuk berhati hati karena dunia sekarang digemparkan oleh kemunculan monster jauh lebih kuat dari monster biasanya.
Breaking News!
"Pemirsa sekalian dimanapun berada, berita hari ini tentang seekor monster level tinggi yang mampu menyamar menjadi seorang manusia biasa!"
Tampak wanita muda lumayan cantik menyampaikan topik berita hari ini, terutama monster yang dicari oleh pihak internasional saat ini.
"Bajingan, beraninya mereka menjadikanku sebagai musuh dari planet ini!"
"Mereka harus menanggung akibatnya, menyudutkanku terus menerus!"
Storm yang kesal menendang televisi yang berada didepannya, sarapan paginya mendadak tidak nyaman mendengar dirinya semakin terkenal sebagai monster ancaman.
Storm yang genyah memilih berangkat bekerja, Storm masih kesal mengapa dia banyak memiliki musuh. Padahal selama ini Storm selalu menolong yang lemah, dan membunuh banyak monster liar.
Tapi mengapa dunia menyebutnya sebagai musuh yang nyata?
Storm bersumpah akan melawan dunia sendirian jika dia disudutkan, karena baginya nyawa adalah yang utama. Dia harus tetap hidup walau memiliki banyak musuh dimana mana.
--
Sesampainya direstoran Foodgris!
"Hei Rem mengapa kamu terlihat murung sekali?"
Terdengar suara seorang wanita yang menegurnya, membuyarkan lamunannya sejak tadi.
"Ah kau? Aku baik baik saja!"
Storm kaget ternyata Elicia sudah ada disampingnya tanpa disadari olehnya.
"Jika kamu lelah beristirahatlah, tidak perlu memaksakan diri!"
Setelah berucap itu, Elicia meninggalkan Rem menuju dapur restoran melanjutkan pekerjaannya sebagai koki.
"Lebih baik aku mulai bekerja!"
Storm segera mengganti pakaiannya, lalu mulai bekerja melayani para pembeli yang mampir sekedar sarapan ataupun bersantai.
Waktu sudah menunjukkan petang hari, sinar matahari berubah menjadi jingga memperlihatkan warna yang memukau.
"Ini gaji yang kau terima Rem!"
Pak Jenskin memberikan gaji dan bonus terhadap pelayan restorannya, sebab restorannya kini sangat terkenal hingga pak Jenskin bangga atas kerja keras mereka.
"Rem? Apa kau mendengarnya?"
Pak Jenskin meninggikan suara kepada pemuda itu yang sejak tadi melamun seperti galau saja.
"Ah ya, terima kasih pak tua!"
Rem dengan cepat mengambil uang gaji pertamanya itu dari tangan pria paruh baya meneriakinya dengan keras.
"Anak muda zaman sekarang hobinya galau terus? Mana tidak punya sopan santunnya lagi ini anak?".
Pak Jenskin geleng geleng kepala melihat tingkah pemuda bernama Rem itu, dia mengingatkannya saat masa mudanya dulu yang konon menjadi idaman bagi semua wanita akan pesona ketampanannya.
"Memangnya wanita mana yang menyakitimu nak? Hingga galau seperti itu?"
Tanya pak tua Jenskin iba jika Rem melamun saja tidak semangat bekerja.
"Biasalah pak tua, namanya juga kehidupan kadang bahagia kadang sedih!"
Timpal Rem menanggapi ucapan pak tua itu yang menganggap dia sudah punya kekasih.
"Jangankan seorang kekasih, keluarga saja aku tidak punya!"
Bisik Rem didalam hati menggeleng kepala memikirkan hal itu, saat ini yang lebih penting nyawanya sendiri bukan memikirkan hal lain.
"Baiklah, kalau begitu aku pamit dulu pak tua!"
Rem segera pulang meninggalkan restoran Foodgris sebagai tempat hari harinya bekerja seperti biasa.
"Anak itu sangat misterius sekali?"
Pak tua Jenskin mengelus jenggot tipisnya, merasa Rem menyimpan rahasia besar didalam dirinya. Tapi pak tua Jenskin tak terlalu memikirkannya, terpenting baginya bisnisnya berjalan sempurna.