Waktu terus berlalu, dihari yang cerah ini cakrawala menyinari kehidupan memberikan kesan arti bagi semua makhluk hidup.
Tampak seorang remaja, lebih tepatnya seorang pemuda berlari cepat menerobos hutan yang lebat memasuki area jurang.
Pemuda itu tak lain Storm, saat ini Storm berlari menghindari kejaran dari segerombolan monster kelinci mengerikan.
"Duaarh!"
Ledakan besar terjadi dimana mana berusaha melumpuhkan mangsa mereka yang melarikan diri.
Meski hanya segerombolan monster kelinci, namun mereka bukanlah kelinci yang menggemaskan seperti yang dibayangkan.
Melainkan monster kelinci dengan ukuran setara tiga kali ukuran manusia, ditambah rupanya yang mengerikan menambah wujud monster kelinci bukanlah monster biasa yang dianggap remeh.
"Sial, berhari hari lamanya aku terus berlari!"
Sambil terus menghindar dari serangan monster kelinci, Storm mengumpat kasar mendapati dirinya bagaikan seekor rusa dikejar oleh singa buas.
Belum lagi dia diincar oleh pihak global dunia, jika sedikit saja dirinya menampakkan dirinya keluar dari hutan ini maka tamatlah riwayatnya.
"Saat ini aku harus bertahan terlebih dulu, mencari cara menyelamatkan diriku sendiri!"
Storm berbicara didalam hatinya untuk mencari cara agar nyawanya tetap hidup, Storm tidak ingin jika dia harus mati muda apalagi menjadi musuh bagi dunia.
--
Disebuah rumah yang megah, berasal dari kota Nirvana ibukota dari Aksrega United tempat dimana Storm berasal.
Tampak seorang gadis, lebih tepatnya seorang wanita muda menatap nanar keangkasa. Dia adalah Lucy Vaxley, putri satu satunya dari Johan Vaxley sosok berpengaruh bagi kota Nirvana.
Lucy menatap angkasa seolah mencari dimana sosok lelaki yang dia rindukan selama ini, setelah tujuh tahun berlalu kini Lucy menjadi seorang model kelas atas.
Meski memiliki banyak prestasi dan pencapaian yang sangat membanggakan, Lucy masih mencari dimana keberadaan seseorang yang menghilang ditelan bumi.
"Kamu dimana Storm? Mengapa kita tidak pernah bertemu kembali setelah bertahun tahun lamanya kita terpisah!"
Lucy merasa sedih jika harus mengingat Storm, laki laki ceria yang menjadi pujaan hatinya sejak lama.
Namun sayang sekali, rumor tentang kematian adiknya membuatnya menghilang entah kemana. Pastinya Storm merasa sangat bersedih kehilangan keluarga satu satunya yang dimilikinya.
Jika saja Lucy ada didekatnya maka dia akan memberinya semangat untuk terus melanjutkan hidup tanpa adanya apa itu keluarga. Tapi sangat disayangkan, Storm menghilang begitu saja dan kembali muncul sebagai musuh dunia itu sendiri.
"Aku harap kita kembali bertemu Storm! Karena...
Lucy menghentikan perkataannya sejenak, dadanya terasa sesak mengingat dirinya saat ini berada dalam kesedihan mendalam.
"Kita tidak akan bisa bersama lagi seperti dulu, diriku saat ini bingung langkah apa yang harus kuambil antara memilih kamu atau dia!"
Lucy tak bisa menahan isak tangisnya, Lucy benar benar sedih tatkala ayahnya berencana menjodohkan dirinya dengan salah satu putra dari seorang Hero dunia.
Lucy takut jika Storm tahu tentang kabar ini, pastinya dia akan sangat sedih melihatnya bersama selain dirinya. Namun sekali lagi, ini adalah keputusan mutlak bagi sang ayah tak ada alasan baginya untuk membantahnya.
"Meski kita tidak ditakdirkan bersama, aku selalu berharap bagimu Storm menemukan kebahagianmu sendiri selain diriku!"
Lucy memejamkan kedua matanya berharap dapat diberi petunjuk tentang jalan hidup mereka.
Jika dia dan Storm tidak akan pernah bersama menjalin hidup dalam kebahagian yang dinantikannya, maka Lucy hanya berharap Storm akan menemukan kebahagiannya sendiri tanpa ada dirinya didalam hatinya.