Storm segera berlari kedepan sembari mengubah tangannya menjadi tulang tajam layaknya sebuah pedang, dimana itu bagian dari wujud monsternya sendiri.
Saat ini Storm hanya memiliki kekuatan monsternya saja, Armor Scarlet miliknya sudah tidak berfungsi lagi entah apa yang terjadi.
Ditambah Karl, monster harimau kristal Purple telah musnah ditangan seorang Hero Bernama Dooms Wanleys. Storm mau tidak mau harus mengandalkan kekuatan monsternya untuk bertahan hidup.
"Bang!
Storm melesatkan serangan kearah udara mencoba mencabik sayap monster belalang.
"Boom!"
Dengan mudah monster belalang menghindari serangan darinya, monster belalang itu kembali bersuara keras yang mampu menggetarkan apa saja.
"Krik! Krik! Krik!"
Suara monster belalang mampu menimbulkan gempa buatan berskala besar, ringkingan dari monster belalang juga dapat membuat makhluk yang mendengarnya lumpuh sementara waktu.
Storm menutupi kedua telinganya, suara yang menggema nan keras itu seperti ingin memecahkan gendang telinga miliknya.
"Arghhh!"
Storm kembali keseperti semula, tubuhnya menjadi lemah setelah merasakan salah satu kekuatan unik dari monster belalang.
Storm tahu monster juga dapat berfikir seperti manusia pada umumnya, namun seekor monster jauh lebih cerdas dalam melumpuhkan mangsanya.
Tak peduli seberapa kuat targetnya, para monster akan mencari titik lemahnya terdahulu sebelum akhirnya memakannya sepuas hati mereka.
"Dengan keadaanku saat ini, sepertinya aku harus melarikan diri terlebih dahulu!"
Storm berfikir untuk mundur saja daripada harus bertarung menghadapi monster belalang.
Kondisinya yang terluka cukup parah, serta kelelahan terus terusan dikejar banyak musuh yang mengincarnya.
Storm memilih untuk mundur saja, bukan berarti tidak bisa mengalahkan monster seperti itu. Storm hanya mengumpulkan banyak tenaga untuk perlu menghancurkannya hingga kejantung monster belalang.
"Sudah tak ada pilihan lain lagi, aku akan mundur terlebih dulu!"
"Whusss!
Storm menggunakan kecepatan naluri monsternya, melarikan diri dengan menghilangkan jejak keberadaannya.
"Srrht?"
Monster belalang mencari kemana mana mangsanya berada namun hasilnya tidak ada.
"KRIK!"
Monster belalang menghancurkan tempat sekitar dengan suara menggema mengerikannya.
Mangsa yang akan dijadikannya menaikkan evolusinya menghilang begitu saja. Monster belalang segera terbang melesat mencari kemana mangsanya berada, monster belalang harus menemukan dan memakannya hidup hidup.
--
Storm tiba dihutan yang lebat entah dimana dia berada saat ini, tapi yang pasti jauh dari kota Nirvana kota dimana kelahiran dan asal usulnya berasal.
Malam tiba, bulan bersinar menerangi bumi dari kegelapan setelah disiang hari. Bintang bintang berkilauan diluar angkasa, menghiasi langit malam dengan hiasan yang memukau.
Storm duduk ditepi pohon yang rindang, menikmati udara segar dimalam hari ini.
Sembari mengobati luka lukanya dengan bahan yang sederhana dari tanaman tanaman liar, Storm berkata didalam hatinya.
"Aku harus tetap hidup, kalau perlu aku akan meninggalkan planet ini agar aku tidak hidup dalam bayang bayang musuh!"
Storm menatap langit malam dengan sendu, keadaannya yang seperti ini mungkin menunggu waktu saja dia akan mati ditangan musuhnya entah seperti apa kematiannya sendiri.