Cherreads

Chapter 15 - Bab 15: Seni Menjahit Waktu

Langit Auralis tampak pucat pagi itu. Seolah ikut mengirimkan firasat tentang apa yang akan terjadi hari ini.

Di menara tertinggi istana, Reina berdiri di depan Rania dengan ekspresi serius. Jubahnya berkibar tertiup angin, dan simbol jam pasir bersinar samar di dadanya.

“Waktunya kita mulai,” ucap Reina. “Hari ini, kau akan belajar menjahit waktu.”

Rania menatapnya bingung. “Menjahit waktu? Aku bahkan tidak tahu bagaimana caranya menjahit kancing.”

Reina tersenyum tipis. “Ini bukan soal jarum dan benang. Ini tentang menyatukan fragmen waktu yang retak... dan menjahit kembali celah antara takdir.”

---

Ruang latihan waktu di menara dipenuhi simbol bercahaya di udara. Ada tiga lingkaran: masa lalu, masa kini, dan masa depan. Di tengah-tengahnya, Rania berdiri dengan mata terpejam, gelang waktu menyala pelan.

“Fokus pada satu ingatan,” bisik Reina. “Apa pun. Tapi jangan melihatnya sebagai kenangan... lihat sebagai utas waktu yang perlu kau perbaiki.”

Rania menarik napas dalam. Dan perlahan…

Gambaran muncul di pikirannya.

Sebuah laboratorium.

Tawa anak perempuan.

Dan… Kael.

Bersama dirinya. Tertawa. Memegang prototipe gelang waktu.

Lalu — ledakan cahaya. Suara alarm. Jeritan.

Gambaran itu robek di tengahnya seperti kertas yang disobek paksa.

Rania terhuyung. Nafasnya memburu.

“Apa yang kau lihat?” tanya Reina cepat.

“Aku... melihat saat aku dan Kael... menciptakan gelang waktu itu. Tapi ada yang menghapus bagian akhirnya. Seolah… ada waktu yang dihilangkan.”

Reina mengangguk pelan. “Itulah tugas Penjahit Waktu. Kau harus menenun kembali bagian yang hilang.”

Rania menatap simbol waktu di depannya. Tiba-tiba, ia mengerti: waktu bukan hanya garis, tapi jalinan. Dan jika ada simpul yang rusak... seseorang harus memperbaikinya.

Dan dia adalah orang itu.

---

Sore itu, di balkon istana, Arven mendatangi Rania. Kali ini, ia tak membawa kuda atau senyum licik. Hanya ketulusan yang menggantung di tatapannya.

“Dengar, aku tahu waktumu semakin sempit. Tapi jika kau butuh seseorang untuk mengingatkanmu siapa dirimu sebenarnya... aku ada.”

Rania menatap mata Arven. Untuk pertama kalinya, ia ingin mempercayai seseorang tanpa ragu. Tapi di dalam hatinya... Elvaron juga belum pernah mengecewakan.

“Arven…”

“Kau tak perlu menjawab apa-apa,” potongnya cepat. “Aku hanya ingin kau tahu... kau tak sendirian, apa pun yang kau hadapi.”

Rania tersenyum, tipis, hangat. Tapi sebelum ia sempat menjawab, Reina muncul di pintu.

“Kita ada masalah.”

---

Di ruang utama, Elvaron sudah menunggu. Wajahnya tegang, dan di atas meja, ada pecahan gelang waktu yang retak.

“Ini... milik penjaga waktu dari dimensi utara,” ucapnya pelan. “Dia dibunuh tadi pagi oleh entitas bayangan… diduga Fragmen Waktu.”

Rania memucat.

“Kael… sudah mulai menyerang.”

Reina menggenggam bahunya. “Kita tak punya waktu lama. Saatnya kau belajar tahap selanjutnya.”

“Tahap selanjutnya?” tanya Rania.

Reina menatapnya dalam.

“Menjahit waktu… hanya permulaan.”

“Sekarang, kau harus memutus waktu.”

More Chapters