mereka sampai di markas, di sana Raida sudah menumpuk tumpukan skreelith siap untuk di masak
"Anu... Raida, apa kau benar benar ingin memasak monster monster ini?" kata Amel
"Ya" balas Raida
"Apa itu benar benar bisa di makan" kata Amel
"Tentu saja, kalau tidak bisa kenapa aku ingin memasak nya" balas Raida
"Dia ada benarnya" bisik Zeks pada Rey
"Tapi aku masih berpikir kalau itu monster dan itu tidak bisa di makan" bisik Rey
"Kalian bantu aku menyingkirkan sisiknya" kata Raida
Mereka tak ada pilihan dan mulai membantu raida memisahkan sisik sisik skreelith
Setelah menyingkirkan sisiknya Raida mulai memotong motong dagingnya menjadi beberapa bagian,
"Amel kau siapkan bumbu" kata Raida
"Baik" kata Amel lalu pergi memotong bawang dan menyiapkan bumbu lain yang di bantu Sarah
"Rey, Zeks kalian siap kan api untuk memanggang danggin ini" kata Raida
Mereka berdua langsung menuruti perintah Raida untuk menyiapkan api.
Setelah api sudah siap Raida mulai memanggang daging daging itu sambil melumuri dengan bumbu. Setelah beberapa saat semua daging sudah di panggang.
"Baunya sangat enak" kata Raida
"Selamat makan" kata Raida lalu memakan daging daging itu
"Enak... Sudah lama aku tak memakan ini" kata Raida
"Kalian makan lah juga, ku jamin ini sangat enak" kata Raida
Mereka mencoba beberapa gigitan,
"Bagai mana rasanya?" kata Raida
mereka kaget saat memakannya karena daging monster skreelith cukup enak
"Enak" kata Amel
"Sudah ku bilang daging skreelith itu enak" balas Raida
"Tekstutnya empuk, kenyal dan tidak alot, lebih mirip kedaging sapi" kata Rey
"Ya... Aku dulu sering memakan daging skreelith bersama teman teman ku saat ada misi di luar" kata Raida
"Lalu bagai mana kabar mereka, apa mereka baik baik saja" kata Amel
Raida terdiam saat Amel bertanya seperti itu
"Raida... Apa kau baik baik saja" kata Amel
"Aku baik baik saja, kabar mereka baik tapi sebaiknya kita tak perlu membahas mereka" balas Raida
"Baik lah..." kata Amel
"Ayo kita lanjutkan memakan daging daging ini" kata Raida
Mereka melupakan pertanyaan Amel dan melanjutkan memakan daging daging itu
"Tapi aku merasa aneh" kata Raida
"Kenapa" tanya Rey
"Seharusnya skreelith selalu berada di puing puing kapal luar angkasa yang hancur, kalau memang ini perbuatan seseorang yang mengincar sesuatu yang di bumi, kenapa mereka tidak langsung mengirim yang kuat kenapa mereka mengirim monster monster ini" kata Raida
"Ku rasa mereka sedang merencanakan sesuatu" kata Amel
"Kau benar aku merasa ada yang tidak beres, tak mungkin kalau hanya skreelith, kalian harus tetap waspada kita tidak tau apa yang akan terjadi berikut nya" kata Raida
Amel dan yang lain mengangguk
Malam hari Raida memandangi bulan di atas sebuah gedung "apa yang sebenarnya kau rencanakan" gumam Raida sambil melihat bulan di langit
Di sisi lain di pelanet yang gelap yang gersang dan banyak gunung aktif, "tuan skreelith yang kami kirim berhasil di kalahkan, apa kita akan memulai rencana berikut nya" kata salah satu alien seperti humanoid
"Hahaha" tawa alien yang duduk di singasana
Alien mirip humanoid itu menundukan kepalanya
"Ya, lanjutkan rencana berikutnya, buat Raida mengeluarkan kekuatannya yang asli, buat dia menderita, bunuh semua orang yang dekat dengannya di bumi" kata alien yang duduk di sebuah singgasana
"baik" kata alien mirip humanoid lalu menghilang
"Jangan terlalu berlebihan belum waktunya dia menggunakan kekuatan aslinya" kata sosok yang bersembunyi di balik singgasana
"aku suka saat dia menderita saat setelah kehilangan kekasihnya waktu itu" kata alien yang duduk di singgasana
"Aku sudah memperingatkan mu" kata sosok yang bersembunyi
Pagi hari di bumi Raida masuk ke kelas di sana
Amel dan yang lain sedang bercanda dengan teman teman mereka, Raida hanya melihat mereka dari depan pintu lalu berjalan duduk ke mejanya, setelah duduk Raida menoleh ke luar jendela dan memandangi langit
Amel hanya melirik ke arah Raida, lalu melanjutkan candaannya dengan teman temannya
"Hei Amel aku penasaran dengan sesuatu?" kata salah satu teman Amel
"Dengan apa?" balas Amel
"Apa kau Sarah, Rey, Dan Zeks dekat dengan Raida" kata salah satu teman Amel
"Ya... Kami cukup dekat memang kenapa, apa kalian tidak dekat dengannya?" balas Amal
"Ya... Selain kalian berempat Raida tidak pernah bersosialisasi dengan siapa pun" kata teman amel
"Benarkah ku kira dia mempunyai banyak teman" kata Amel
"Itu perkiraan mu saja tapi sebenarnya tidak, apa kau pernah melihat dia bicara dengan seseorang selain kalian berempat" kata teman
Amel mengingat ingat kalau setiap harinya Raida selalu menyendiri, dan tak pernah berkomunikasi dengan siapapun
Setelah itu guru masuk ke kelas, saat guru menjelaskan pelajaran Amel melirik ke arah Raida
Waktu istirahat Amel menghampiri Raida yang sedang memakan sesuatu bersama Rey dan Zeks
"Hei... Raida ada yang ingin aku bicarakan" kata Amel
"Apa" balas Raida
"Hehe, apa kau akan menyatakan perasan mu pada Raida" kata Zeks dengan jahil
"Bisakah kau diam" kata amel sambil memukul wajah Zeks
Rey yang melihat Zeks yang terkapar karena pukulan Amel, dan hanya berjongkok di sampingnya "semoga nyawa mu di berkati" kata Rey
Raida yang menyaksikan itu menghela nafas "apa yang ingin kau bicarakan?" kata Raida
"Apa benar... Selain kami berempat kau tidak pernah berkomunikasi dengan siapapun" kata Amel
Rey yang mendengar itu kaget "apakah yang di katakan Amel itu benar Raida...? Kalau kau tidak pernah berkomunikasi dengan siapapun?" kata Rey
"Ya" kata Raida
Amel menghela nafas "kenapa kau tidak berteman dengan yang lain" kata Amel
Raida teringat kejadian waktu ia kecil dan saat di markas "aku merasa aku belum cukup kuat untuk melindungi mereka" kata Raida
"Ha... Apa magsut mu, sudah lah aku akan membantu mu mencari teman" kata Amel sambil menarik Raida
Rey yang melihat mereka pergi hanya terheran
"Mereka serasi" kata Rey lalu menoleh ke arah Zeks "hei... apa kau masih hidup" kata Rey
Raida yang di bawa pergi oleh Amel mulai di kenalkan dengan beberapa orang "nah Raida sekarang berkenalan lah" kata Amel
"Baik lah" kata Raida yang terpaksa
"Raida khoirul anwar" kata Raida sambil mengulur tangan
"Ahmad dandi" kata ahmad dandi dengan menjabat tangan Raida
"Satria roni, panggil saja satria" kata satria sambil menjabat tangan Raida
"Nah ayo berkenalan dengan yang lain" kata amel yang menarik Raida lagi
"Aninda kana" kata aninda sambil menjabat tangan Raida
"Ferdi dika saputra" kata ferti sambil mendapat tangan
Amel mengenalkan raida ke satu persatu teman, ke esokan harinya saat Raida datang ke sekolah semua orang yang berkenalan dengan Raida menyapanya "hai... Raida" kata salah satu orang
"Hai... Raida bagai mana kabarmu hari ini" kata salah satu orang yang lain
"Yo... Sobat sepulang sekolah mau ikut kami bermain" kata salah satu orang lagi
"Aku sudah mempunyai rencana... Maaf" kata Raida
Saat Raida akan masuk ke kelas, ada yang menyapanya lagi "selamat pagi Raida" kata salah satu orang
"Pagi" kata raida lalu masuk
Amel yang melihat itu tersenyum " ku rasa dia sudah memiliki beberapa teman" kata Amel
"Kau benar... Kalau tidak kau paksa pasti dia akan tetap menyendiri" kata sarah
Raida duduk di mejanya dengan menghela nafas
Amel berjalan mendekati Raida, "bagai mana mereka ramah kan?" kata Amel
"Ya... Mereka memang ramah" balas Raida
"Seru kan mempunyai banyak teman?" kata Amel
"Memang menyenangkan mempunyai banyak teman" kata Raida
"Dan kau sudah banyak berubah sekarang" kata Sarah yang juga mendekat
"Berubah?" kata Raida
"Kau tak menyadarinya... Kau sudah mulai bisa tersenyum sekarang, berbeda dengan saat pertama kau datang, waktu itu wajahmu datar dan serius dengan tatapan tajam" kata sarah
"Benarkah" kata Raida
"Dia benar Raida, lebih sering lah tersenyum, jangan terlalu membuat wajah datar dan serius" kata Amel
Guru memasuki kelas, semua duduk di meja masing masing dan memulai pelajaran,
"Tersenyum ya..." gumam raida
Di sisilain alien yang seperti humanoid sedang menuju bumi dengan monster yang setinggi 50 meter,
Di bumi tiba tiba Raida merasakan sesuatu yang aneh dan mengganggu perasaannya, waktu istirahat Raida hanya terdiam di mejanya, "Raida ada apa kenapa kau terlihat khawatir?" kata Amel
"Entah lah, prasaan ku tiba tiba saja tidak enak, sepertinya akan terjadi sesuatu yang besar" balas Raida
"Itu mungkin hanya berasaan mu saja, ayo kita makan sesuatu yang kubawa bersama itu cukup untuk kita berlima" kata Amel
"Ya... Kau benar baiklah kau duluan saja aku akan menyusul" balas Raida
"Baiklah... Tapi kau harus cepat kalau tidak pasti akan di habiskan Rey dan Zeks" kata amel lalu pergi
"Tidak, ini tidak mungkin hanya firasat saja, perasaan ini sama seperti saat aku kehilangan teman teman ku" pikir Raida
"Raida kemarilah cepat... Atau semua akan habis" teriak Amel memanggil Raida
"Ya" balas Raida lalu berjalan mendekat "apapun itu aku akan melindungi teman teman aku aku tak akan kehilangan lagi" pikir raida
Beberapa orang mendekati mereka, "hei Raida, Rey, Zeks ayo ikut kami sepulang sekolah kami akan ke arcade" kata santria
"Sepertinya seru, aku ikut" balas Zeks
"Aku juga" balas Rey
"Kalau kau Raida? Apa kau akan ikut" kata Satria
"Ya... Aku akan ikut juga" balas Raida
"Bagus... Kalian berdua juga boleh ikut kalau mau" kata satria pada Amel dan Sarah
"Tidak kami tidak ikut" balas Sarah
"Ok kalau begitu... Sampai jumpa sepulang sekolah" kata Satria setelah itu pergi
Sepulang sekolah Raida Rey Dan Zeks pertemuan dengan Satria dan yang lain di tempat yang di janjikan
"Nah semua sudah berkumpul ayo berangkat ke arcade" sorak satria
Saat di arcade mereka bermain berbagai permainan,
"Hei kau Raida bukan, nama ku Toni" kata Toni
"Ayo coba permainan ini" kata Toni mengajak Raida bermain tembak zombi
"Ok" kata Raida
Raida dan Toni bermain mencoba tembak zombi, Satria terkesan karena Raida berhasil mendapat scor sempurna
"Wah hebat kau seperti penembak jitu Raida" kata Satria
Mereka mencoba permainan lain lagi dan tertawa bersama, sepulang dari arcade Raida, Rey, dan Zeks berpisah dengan yang lain
"Tadi itu sangat hebat bukan" kata Zeks
"Kau benar tadi sangat hebat.. Apa lagi saat Raida mendapat scor sempurna di semau permainan" kata zeks
"Kau tadi sangat hebat kapan kapan ajari kami Raida" kata zeks
"Baiklah" balas Raida
"Aku ada urusan... Aku pergi dulu" kata Raida lalu melesat ke langit
"Kenapa dengannya" kata Zeks
"Entahlah" balas Rey
Di atap gedung Raida duduk di tepian, "teman ya" kata Raida sambil melihat langit malam "akan ku lindungi semua orang" kata raida lalu mengepalkan tangannya