Cherreads

Chapter 173 - Bab 173

Sesampainya prajurit di tepi pantai, mereka langsung terjun ke dalam laut untuk mencari Akainu yang telah tenggelam. Setelah mencari cukup lama, salah satu dari mereka yang beruntung menemukan Akainu dan segera menyeretnya ke tepi pantai.

"Ajudan, apa yang harus kita lakukan sekarang?" Melihat Akainu yang terluka parah dan tidak sadarkan diri, para prajurit bertanya dengan khawatir.

"Dengan kekalahan Admiral Akainu, apakah kita masih perlu melanjutkan misi kita?"

"Tidak, kita harus segera pergi dari sini." Ajudan itu segera menggeleng, "Kita tidak bisa mengalahkan Artoria dan misi ini jauh lebih mustahil dengan ketidak hadiran Admiral Akainu. Yang terpenting sekarang yaitu membawa Admiral kembali untuk perawatan."

"Baik, pak!"

"Kalian boleh pergi, tapi Akainu tidak." Sebelum mereka sempat pergi, Artoria datang.

Berbalik cepat, Ajudan itu langsung ketakutan ketika melihat kemunculan Artoria.

Mengabaikan para prajurit itu, Artoria berjalan ke arah Akainu dan berniat membawa tubuhnya ke dalam kastil.

Para prajurit yang menyadari niat gadis itu langsung meraih senjata mereka masing-masing, meski begitu mereka masih tidak berani menyerang.

"A-apa yang akan kamu lakukan pada Admiral Akainu?" Tanya Ajudan itu.

"Sekarang dia adalah tawanan kita, adapun bagaimana nasibnya, itu semua akan diputuskan oleh Marshal Blue."

"Sialan! Kamua tidak diperbolehkan mengambil Admiral Akainu dari kami!" Meskipun tahu bahwa dirinya dan anak-anak buahnya tidak akan mampu mengalahkan Artoria, tapi di situasi seperti ini dia tidak akan pernah membiarkan Bajak Laut itu menawan komandannya.

Bang! Bang! Bang!

Suara tembakan terus menggema, tapi sebelum peluru panas itu mampu mencelakai Artoria, peluru-peluru itu langsung terpental oleh penghalan angin.

Tidak mau berhenti, ajudan itu berlari ke arah Artoria dengan niatan untuk menusuknya.

Artoria melirik singkat sambil menebaskan pedangnya dengan bosan. Saat itu juga dada ajudan itu menyemprotkan darah dan tubuhnya langsung tergeletak di atas salju.

"Jika kamu tidak ingin dia mati, segera bawa ke dokter."

Melihat letnan mereka kalah, sisa prajurit tidak lagi berani menyerang dan buru-buru menyelamatkan atasan mereka. Di saat yang sama, salah satu prajurit langsung melaporkan situasi ke markas besar.

Marineford.

"Sengoku, kenapa kamu terlihat begitu kaku dan serius?" Garp masuk kantor sambil makan senbei, "Jangan bilang karena aku mengambil senbeimu? Ayolah, Sengoku, kita sudah berteman lama, jangan terlalu pelit kepadaku."

"Brengsek, ternyata kamu yang mengambil senbeiku!" Sengoku mengambil sekantong senbei dari tangan Garp sambil memarahinya.

"Tsk, kamu pelit sekali."

"Kamu!" Melihat betapa tak tahu malunya Garp, Sengoku menunjuknya dengan marah, tapi setelah itu menenangkan dirinya, "Lupakan. Adapun alasan mengapa aku terlihat serius, ini karena Sakazuki telah ditangkap."

"Sebelumnya aku menugaskannya untuk pergi ke Drum Kingdom, tapi kami tidak menyangka bahwa Artoria ada di pulau itu. Pada akhirnya Sakazuki dikalahkan dan dijadikan tahanan olehnya." Sengoku menjelaskan dengan wajah serius.

"Gadis itu lagi?!" Garp terkejut, "Hmm, memang cukup merepotkan."

"Pokoknya kita harus segera menghubungi Marshal Blue untuk menebus Sakazuki." Kata Sengoku, dia melanjutkan, "Aku juga mendapat informasi baru bahwa Artoria menggunakan kemampuan berbeda saat melawan Akainu, dan kemampuan ini terhubung erat dengan sarung pedang dan pedangnya."

"Aku tidak menyangka bahwa selain memiliki kemampuan berpedang, dia juga memiliki kemampuan lain yang tidak kalah kuat." Garp.

"Dari informasi intelijen yang kita dapat, banyak dari anggota mereka yang memiliki senjata menakutkan. Salah satunya adalah pedang milik Artoria dan benteng udara milik Semiramis."

"Sebenarnya dari mana orang-orang ini muncul?" Sengoku hanya bisa menggeleng.

"Saat ini Kuzan berada di Arabasta. Aku berencana mengirimnya untuk menemui Marshal Blue secara langsung untuk mendiskusikan masalah Sakazuki."

"Dengan Kuzan seharusnya tidak akan ada perselisihan. Selain itu, tanpa provokasi aku yakin mereka tidak akan menyerang." Garp.

"Aku harap begitu." Sengoku mengangguk.

Meskipun sependapat dengan Garp, tapi setelah dua kali memprovokasi Drake Pirates, Sengoku masih khawatir akan apakah Marshal Blue bersedia untuk berbicara dengan Kuzan.

-----

read chapter 235 on;

patréon.com/mizuki77

More Chapters