"Ughh..." Membuka matanya perlahan, Mihawk meringis kesakitan. Ketika penglihatannya mulai membaik, dia menyadari bahwa dirinya telah berada di tempat yang tidak dia kenal, "Di mana aku?" Gumamnya dengan heran, tapi kemudian dia mengingat pertarungannya melawan Musashi, "Aku kalah... Apakah mereka merawatku?" Dadanya telah terbalut dengan perban tebal, pendarahan telah berhenti, selain itu lukanya juga telah dijahit. Dalam hati dia memuji dokter yang telah merawatnya, dokter itu pasti salah satu dari yang terbaik di dunia ini.
Menahan rasa pusing di kepalanya, Mihawk mengenakan pakaiannya, menyarungkan Yoru yang telah patah ke belakang punggung, lalu berjalan keluar dengan langkah lemah.
"Sudah bangun? Kamu pulih dengan cepat." Sapa Vermillion yang saat ini bersantai di dek kapal.
"Marshal Blue?" Mihawk langsung diam, akhirnya dia tahu kalau orang yang telah menyelamatkannya adalah Drake Pirates.
"Mengapa kamu menolongku?"
"Entahlah, jika kamu mati di tempat oleh serangan Musashi maka aku tidak akan repot menolongmu. Tapi kamu selamat, akan sangat disayangkan jika pendekar kuat sepertimu mati." Vermillion mengangkat bahu.
"Kamu tahu kalau aku akan menantang kembali Miyamoto Musashi, kan? Tidakkan kamu takut aku akan mengalahkan temanmu?"
"Aku menantikannya, tapi jangan sampai mati. Omong-omong, ada pendekar pedang lain yang ingin melawanmu, mungkin kamu dapat mencoba melawan mereka juga."
"Hmm... Apakah dia pendekar pedang yang kamu maksudkan? Ataukah ada anggota lain yang ahli berpedang di kapalmu?" Mihawk melirik Artoria. Sekilas dia bisa merasakan betapa kuatnya wanita itu.
Vermillion hanya tersenyum dan tidak menjawab.
"Sayangnya pedangku telah patah." Hawkeye mencabut pedangnya sambil mengamati area yang telah patah.
"Kamu adalah Mihawk, apakah kamu berpikir akan menjadi lebih lemah hanya karena pedangmu tidak lagi sempurna? Jika Shanks yang telah kehilangan lengannya mampu mempertahankan kekuatannya maka kamu juga bisa." Vermillion menggeleng.
Mihawk mengangguk, kemudian dia menoleh ke arah Tsunade, orang yang kemungkinan besar telah merawat luka-lukanya, "Jika tidak salah kamu adalah dokter di kapal ini. Terima kasih karena telah merawat luka-lukaku." Mihawk berterima kasih secara sungguh-sungguh.
"Aku hanya mengikuti perintah Captain." Tsunade mengangguk.
"Terima kasih juga kepadamu, Marshal Blue."
"Tidak perlu berterima kasih. Sekarang istirahatlah, kamu bisa tinggal di kapal kita sampai luka-lukamu sembuh."
"Tidak perlu, aku akan merawat sisa lukaku sendiri. Di pulau berikutnya aku akan turun."
"Baiklah." Angguknya, dia melanjutkan, "Tujuan kita selanjutnya adalah Arabasta, kamu bisa turun di sana. Kebetulan kita akan segera sampai."
"Master, lihat!" Nero menunjuk ke suatu tempat. Di kejauhan, secara samar-samar terlihat sebuah pulau!
"Nampaknya kita akan segera menginjakkan kaki di Arabasta."
"Sesampainya di sana aku ingin kamu menemaniku membeli pakaian. Aku dengar ada pakaian gadis gurun yang bagus di sana." Nero memeluk lengan Vermillion sambil mengungkapkan idenya.
"Tentu." Vermillion mengangguk.
"Tunggu, ada sesuatu yang mencoba menghalangi laju kapal." Melihat ke depan, ternyata ada segerombolan Dugong!
"Bukankah ini Kung-Fu Dugong? Hewan ini jarang sekali terlihat, kita cukup beruntung untuk menemuinya." Kata Kalifa sambil menyesuaikan kacamatanya.
"Kung-Fu Dugong? Mengapa mereka menabrak kapal kita?"
"Mungkin mereka ingin dekat dengan kita?" Robin bergabung dalam percakapan sambil tersenyum kecil.
"Kita tidak bisa membiarkan mereka terus menabrak kapal kita." Berjalan ke haluan kapal, Vermillion segera melepaskan tekanan spiritual yang telah dia dapat sebelumnya. Tekanan spiritual ini langsung terfokus pada segerombolan Dugong itu.
Dugong yang menyerang Golden Hind langsung berhenti, kemudian mata mereka menatap ke arah 'monster' itu dengan ngeri.
"Emperor Haki?!" Miwahk terkejut ketika menyaksikan Marshal Blue menggunakan Haki tersebut. Meskipun tekanan spiritual itu tidak mencakup semua orang di kapal, tapi dia mampu merasakan dan melihat efeknya.
Seperti Miwahk, Kalifa juga terkejut. Dalam hati dia bertanya-tanya tentang seberapa banyak kemampuan yang masih belum ditunjukkan oleh pria itu.
"Hei, Dugong! Jangan menghalangi jalan!" Vermillion menggertak mereka dengan tampang garang. Dengan cepat, gerombolan Dugong yang ketakutan itu langsung menyelam ke dalam laut.
"Ada-ada saja." Gelengnya.
"Aku tidak menyangka kamu juga menguasai Emperor Haki. Tapi hal ini wajar dimiliki oleh pria sekalibermu."
Mengenai kesalahpahaman Mihawk, Vermillion hanya tersenyum dan tidak mencoba mengkoreksi bahwa tekanan spiritual itu sebenarnya Reiatsu dan bukan Emperor Haki. Tapi mekaniknya memang cukup sama.
-----
read chapter 232 on;
patréon.com/mizuki77