Kembali ke kamar hotel, Sinthea masih terlihat cemberut. Dia mengutuk Yves, pria tidak berperasaan itu, dan sekarang dia tidak tahu kemana perginya dia. Yang jelas pasti pria itu sedang bersenang-senang!
Sepanjang hari dia menunggu kedatangannya, tapi dia masih belum pulang. Saat bergumam marah, tiba-tiba suara pintu terbuka terdengar.
Ketika dia melihat sosok Yves, mata Sinthea berkilat dengan cahaya kegembiraan, tapi dia dengan cepat menyembunyikannya.
Sepanjang hidupnya, Yves adalah pria pertamanya, jadi wajar jika dia tidak bisa melupakan pria itu dengan cepat.
"Hai, istri, apakah kamu merindukanku?" Ketika Yves melihat Sinthea, dia langsung menyapa sambil memeluk wanita itu dengan erat.
"Bajingan, siapa istrumu? Hmph, dasar bau. Pergi dan bersihkan badanmu, cepat!"
"Dr. Zola tadi datang ingin menemuimu, tapi kamu tidak ada. Shu~ shu~, cepat pergi ke kamar mandi, dasar bau." Sinthea mendorong Yves dengan tingkah laku genit. Dia terdengar kesal seperti menantu kecil yang telah ditinggalkan oleh suaminya.
Yves penasaran, dia mencium badannya, tapi tidak tercium apa-pun. Meskipun begitu dia masih tidak merasa nyaman secara psikologis, bagaimanapun sudah seharian sejak dia terakhir kali mandi.
Yves berjalan menuju kamar mandi sambil tersenyum, ada baiknya menuruti keinginan istrinya.
Setelah mandi, dia langsung memakan Sinthea.
***
Keesokan paginya, Yves dengan senang hati mandi dan makan sarapan pagi. Biasanya sandwich saja sudah cukup, tapi karena kekuatannya telah meningkat, sekarang dia butuh banyak sekali makanan. Jika tidak dia akan merasa kelaparan!
Penggunaan Serum juga memiliki banyak efek samping, jika dia orang miskin, dia mungkin tak akan mampu bertahan walaupun kekuatannya berkali-kali lipat dari orang normal.
Meski begitu efek samping yang dia terima masih dapat di terima, ketimbang efek samping yang di rasakan oleh Red Skull, lebih baik dia merasa cepat lapar dari pada berubah menjadi tengkorak tanpa kulit.
Ketika Dr. Zola datang dan mengetuk pintu kamar hotel Yves, sekarang ini Sinthea masih lumpuh karena kelelahan. Dalam hati dia terus mengutuk Yves, pria itu memang seperti binatang buas, sangat membuatnya frustasi!
"Adik kecil, kemana kamu pergi kemarin? bukankah kamu sudah setuju untuk mengunjungi kamp militer bersama? Apakah kamu punya waktu sekarang?" Dr. Zola merasa marah ketika mengingat kunjungannya kemarin. Pria itu sudah berjanji, tapi dia tidak ada. Sial, dia harap dia tidak mengundang pria ini lagi dan mengirimnya ke Amerika secepat mungkin!
Yves mundur beberapa langkah untuk menghindari ludah Dr. Zola, pria itu berbicara penuh dengan semangat. "Tolong tenanglah senior, tidak perlu terlalu bersemangat. Kemarin aku sibuk, anda tahu di pesta itu aku bertemu dengan gadis-gadis cantik yang terlalu antusias." Yves meminta maaf kepada pria itu. Tentunya dia akan membuat alasan, apakah dia akan memberi tahu Zola bahwa dirinya belajar sihir? Tentu saja tidak!
Sihir adalah senjata cadangannya untuk melawan Hydra di masa depan. Jika dia berhasil menyatukan Sihir dan ilmu pengetahuan, hal itu pasti akan menjadi senjata yang mematikan.
"Baiklah-baiklah, kita harus pergi hari ini, jangan tunda waktuku lagi." Zola menggelengkan kepalanya, dia tidak bisa terus memarahi pria itu, lagi pula mereka masih dalam hubungan kerja sama.
Berjalan menuju mobil, Zola, Sinteha dan Yves duduk di kursi belakang. Ada dua mobil di depan dan di belakang sebagai langkah defensif.
Untuk Dr. Zola, tentu saja tentara penjaga diperlukan, lagi pula pria itu adalah ilmuwan Hydra yang sangat penting.
Di sepanjang jalan, Yves dapat melihat pemandangan ramai orang-orang jerman. Banyak pekerja dan toko-toko yang dikerubungi oleh para pembeli, pemandangan makmur ini tentunya sangat luar biasa.
Setelah perang dunia pertama, situasi ekonomi Berlin lebih buruk dari pada suku-suku kecil yang ada di Afrika. Banyak orang pengangguran dan terjadi dekpresi ekonomi besar. Kesulitan internal dan eksternal adalah hal yang lumrah sebelum Hitler mengambil posisi pemimpin negara, tapi semua itu telah berubah. Tak heran Hitler mampu meraih gelar Man of the Year pada masanya.
Sepanjang jalan, Yves menutup matanya sambil berpura-pura menikmati perjalanan. Tapi sebenarnya dia tenggelam ke dalam dirinya sendiri, berlatih sihir secara diam-diam.
Duduk diam di dalam mobil cukup membosankan, jadi bukankah lebik baik untuk berlatih?
Setelah setengah hari dalam perjalanan, Yves akhirnya tiba di sebuah kota kecil di dekat Austria, di mana sebuah kamp besar didirikan di pinggiran kota.
Prajurit bersenjata terlihat berpatroli bolak-balik dengan Ak-47 di tangan mereka. Di sisi lain terdengar suara teriakan dari waktu ke waktu, suara teriakan itu sungguh mengerikan bahkan mampu membuat bulu kuduk Yves berdiri.
Zola terlihat biasa saja ketika mendengar teriakan manusia kesakitan, seakan-akan sudah terbiasa dengan hal tersebut. Banyak eksperimen mengerikan yang telah dilakukan Hydra kepada manusia, jadi tidak mengherankan jika Zola menjadi kebal terhadap perasaan ngeri.
"Hei, junior, selamat datang di Auschwitz-Birkenau."
Yves membuka matanya. Fondasi sihir yang dia kumpulkan telah mencapai tahap setengah selesai, dia merasa gembira tapi juga sedikit jijik ketika dia mendengar bahwa dia telah sampai di kamp kematian.
Zola memberikan tur khusus untuk Yves. Dan benar saja, rasa jijik Yves semakin menjadi-jadi, untungnya dia mampu menahan rasa ingin muntahnya. Jika saja dia memiliki kekuatan yang setara dengan Superman, maka dia akan menyalamatkan orang-orang itu. Tapi dengan kekuatannya sekarang, hanya kematian yang menunggunya.
Setelah tur selesai, dia diajak ke ruang terbuka. Di sana terdapat banyak tawanan perang dan tawanan dengan tuduhan-tuduhan lain. Termasuk orang tua dan anak-anak, semuanya didakwa dengan kejahatan yang tidak diketahui.
Seorang pria paruh baya dengan wajah murung menyambut kedatangan Zola dan orang-orangnya dengan senyum seringai. "Dr. Zola, Dr. Yves, senang bertemu dengan anda. Saya Klaus, kepala departemen kamp ini."
Yves langsung membeku ketika mendengar nama itu. Pria yang terus menyeringai itu bernama Klaus, bukankah itu nama samaran dari Sebastian Shaw yang dia gunakan dalam perang dunia ke-2? Klaus Schmidt!
Yves menyapa pria itu, "Oh, senang bertemu dengan anda, Dr. Klaus."
Di sisi lain Zola melihat ke kejauhan, di sana dia melihat banyak tawanan perang yang digantung.
"Ayo masuk ke dalam, suasana di luar sini tidak terlalu bagus."
"Ngomong-ngomong aku sedang melakukan eksperimen yang menarik, aku yakin kalian berdua akan tertarik." Kata Klaus dengan penuh arti.
Klaus sendiri adalah seorang mutan, tentunya dia memiliki tujuan untuk menemukan lebih banyak mutan di dunia. Dia berencana untuk mengumpulkan semua mutan untuk mengendalikan dunia dengan kekuatan mutan yang kuat!
Dr. Zola yang tertarik dengan hal-hal berbau eksperimen tentunya merasa tertarik. "Oh, eksperimen macam apa itu? Sungguh jarang sekali anda mau menunjukkan eksperimen anda kepada kita." Zola berkata penasaran. Sejujurnya hubungan antara dirinya dan pria itu tidak terlalu bagus, meskipun ada kerja sama, tapi Klaus selalu menolak membagikan eksperimennya kepada orang lain.
Klaus tidak perduli dengan perkataan ejekan Zola, dia memandang ke Yves dan berkata, "Dr. Yves, menurutmu senjata apa yang terkuat?"
Yves tidak pernah menyangka bahwa Sebastian Shaw yang menyamar ini tiba-tiba bertanya kepada dirinya, "Hehe, senjata terkuat di dunia ini tentu saja manusia. Tanpa manusia, tidak ada senjata yang bisa dibuat. Dalam analisaku, bakat adalah senjata yang paling mengerikan."
Sebastian Shaw bertepuk tangan dengan penuh semangat, "Luar biasa, pendapat anda memang benar-benar berbeda dari orang-orang lain. Saya sangat terkesan oleh anda."
Zola kesal, dia berkata dengan suara rendah, "Klaus, jika kamu benar-benar memiliki eksperimen yang baik, maka lihatkan kepada kita. Sains tidak dapat dibuktikan hanya dengan perkataan."
-----
read chapter 196 on;
patréon.com/mizuki77