Sindella menutup mulutnya dengan tangan sambil tersenyum senang, "Hehe, aku tahu tentang sihir. Ini merupakan ilmu yang sangat mendalam, tidak semua orang bisa mempelajarinya."
Si cantik terus tersenyum, sikapnya sangat centil. Jika ibunya saja sangat cantik, putrinya juga pasti cantik, kan?
Ketika melihat Sindella, hati Yves terasa terbakar!
Melihat Yves yang terpana akan kecantikannya, hal ini membuat Sindella merasa bangga untuk sesaat. Memang kecantikannya sangat terkenal, bahkan di dunia sihir pun sama.
Bahkan setelah dia menikahi dengan Giovanni, masih ada saja seorang pelamar yang mencoba mengait hatinya. Jika Yves tidak terkejut akan kecantikannya, maka dia akan meragukan apakah Yves seorang Gay atau tidak.
Menyadari kesalahannya, Yves terbatuk dua kali sambil terlihat malu. Mengangkat gelasnya, dia menyesap minumannya sambil mencoba meredakan suasana canggung.
"Batuk, tolong maafkan kelancangan saya, nona Sindella. Nona sangat cantik, jadi berbicara dengan anda merupakan sebuah kesenangan dan juga tantangan bagiku." Yves menyanjung wanita itu, dan benar saja, sanjungan itu langsung membuat Sindella tertawa lebih bahagia.
"Hehe, Yves, kamu memang pandai berbicara. Terima kasih atas pujianmu, ngomong-ngomong jangan panggil aku dengan sebutan nona, panggil saja aku kakak."
"Oke, kakak Sindella. Ngomong-ngomong, bolehkah saya menanyakan prinsip dasar sihir yang anda maksud? Saya sangat penasaran dan juga tertarik akan hal tersebut."
Sindella dalam suasana hati yang baik saat ini, dia duduk sambil menyilangkan kakinya.
"Sumber sihir berasal dari penggunaan keterampilan khusus. Dibutuhkan pelatihan yang panjang untuk dapat merasakannya. Hal semacam ini sangat sulit dijelaskan, selain itu tidak semua orang bisa menguasainya bahkan jika mereka mau belajar." Sindella berkata secara samar-samar, tapi memang benar bahwa belajar sihir merupakan hal yang sangat sulit serta membutuhkan ketekunan.
Untuk orang yang sudah berbakat sejak lahir pun harus berlatih lama sebelum dapat menguasainya.
Jika anda ingin dapat langsung terbang setelah belajar dasar-dasar sihir, maka tolong hentikan mimpi anda, anda perlu bangun dan menyapa kenyataan. Tidak ada jalan pintas untuk mempelajari sihir.
Yves merenung sejenak. "Kalau begitu, kakak Sindella, bisakah saya belajar sihir? Saya ingin melihat dan mengetahui hal-hal yang tidak diketahui di dunia ini."
Sindella tidak langsung menolak maupun setuju, dia memandang ke arah pria itu.
Bibir merah ceri Sindella mulai terbuka, dia berkata, "Hehe, ingin belajar? Jangan bercanda, sihir bukanlah hal-hal yang bisa dipelajari hanya karena iseng atau ingin tahu saja. Apakah kamu tidak tahu bahwa hal ini sangat berbahaya?" Sindella tersenyum.
"Saya tidak mengerti sihir, tapi saya percaya itu mirip dengan sains. Pahami dulu prinsipnya lalu menyimpulkan apakah itu berbahaya atau tidak berdasaran formula yang ada."
"Tidak perduli apa jenis pengetahuan yang akan dipelajari, hal yang paling penting adalah prinsip dasar."
"Sama seperti makanan, jika anda tahu bahwa makanan tertentu beracun, maka anda tidak akan memakannya. Sama seperti belajar sihir, selama saya tahu apa yang berbahaya, maka saya tidak akan mencoba mempraktikkannya. Selain itu saya sangat percaya bahwa sihir itu memang ada." Yves berkata dengan nada penuh harap. Dia terlihat gugup dan juga bersemangat, bagaimanapun dia membahas tentang sihir di depan master yang nyata!
"Hehe, seperti yang diharapkan dari seorang mahasiswa top. Memang, jika anda benar-benar ingin belajar, maka saya tidak akan keberatan."
"Tapi saya tidak bisa mengajari anda spanjang waktu. Saya akan memberi anda banyak buku, pelajari dan bacalah pengetahuan mitologi berbagai negara. Luangkan waktumu dan asah pengetahuanmu, di masa depan, jika saya memiliki waktu, mungkin saya akan mengajari anda satu ada dua trik yang bagus." Sindella bukanlah orang yang bodoh, tentunya dia tidak akan dengan mudah mengajari orang asing sihir.
Sihir itu bisa bermanfaat dan juga berbahaya, jika tidak hati-hati, maka anda dapat membunuh diri anda sendiri.
Mendengar jawaban Sindella, Yves merasa sedikit kecewa, tapi dia tetap mencoba menghibur dirinya, setidaknya Sindella telah memberikan janjinya.
Adapun kapan dia akan bertemu lagi di masa depan? Hal itu bisa di atur. Tidak ada pertemuan kebetulan dalam kamusnya, sama seperti dirinya yang menjebak Dana, apakah pertemuannya dengan perampok itu kebetulan? Hehe, sungguh tindakan yang khas ala bajingan!
Dengan ekspresi sedikit keengganan, Yves bertanya, "Kakak Sindella, mengapa kamu suka membaca buku-buku mitologi? Sejauh yang saya tahu, mitos hanyalah mitos, dan legenda hanyalah legenda."
"Mau itu mitos, asli atau palsu, siapa yang bisa membedakan hal itu?" Sindella berkedip nakal. Entah mengapa sikap Sindella seperti sikap yang akan ditunjukkan oleh wanita kepada cinta pertamanya...
Yves menundukkan kepalanya setelah mendengar jawaban Sindella. Dalam hati dia juga berusaha untuk tidak terlalu menatap sosok wanita cantik itu, wanita itu sangat karismatik dan juga menggoda!
"Saya pribadi bepikir bahwa beberapa mitos dan legenda di dunia ini tidak semuanya palsu. Di atas sebuah kebohongan pasti ada kebenaran di baliknya." Yves mengelus dagunya.
"Oh? Menarik, lanjutkan." Sindella meletakkan satu tangannya di atas sofa, sedangkan satunya memegang sebuah gelas sampanye.
"Sejauh yang saya tahu, pasti ada perbuatan serupa dalam sejarah sebelumnya. Seperti Dewa Petir Thor, Odin, Drakula, Warewolf, Witch, dll. Semua hal itu mungkin ada."
"Saya tahu bahwa hal-hal itu tidak terdengar ilmiah, tapi ada banyak hal yang tidak dapat dijelaskan oleh sains di dunia ini. Dan hal-hal yang tidak bisa dijelaskan itu bukan berarti tidak ada."
Setelah selesai, Yves meminum anggur untuk meredakan tenggorokannya yang kering.
"Saya merasa bahwa dewa-dewa itu sama seperti kita, hanya saja mereka lebih maju dan juga lebih kuat. Ambil contoh dinosaurus, mereka sangat kuat dan juga lebih besar dari manusia. Tapi sekarang mereka telah musnah, tapi bukan berarti mereka tidak pernah ada, kan?"
"Bagi saya pribadi, mitologi Nordik, Yunani, Afrika Utara, Mesir, dan sebagainya memang ada."
"Semoga suatu hari nanti aku dapat menyaksikan mitos dan legenda itu dengan mata kepalaku sendiri. Aku harap dapat bertemu dengan apa yang kebanyakan orang sebut dengan Malaikat Surga dan juga Iblis neraka."
-----
read chapter 187 on;
patréon.com/mizuki77
ko-fi.com/mizuki77